Jumat, 10 Agustus 2007

Selamat Datang Advokat Muda...!

DSC01696 - 07082007Pada 7 Agustus 2007, sekitar 770-an orang calon advokat dilantik oleh PERADI (Perhimpunan Advokat Indonesia) dan mengucapkan sumpah advokat dihadapan Ketua Pengadilan Tinggi Jakarta. Kegiatannya dilaksanakan di gedung Aula Serba Guna Senayan. Di antara calon advokat yang dilantik itu, adalah termasuk saya di dalamnya. 

Berdasarkan undangan, acara pelantikan dimulai sekitar jam 9 pagi. Jam 7 pagi saya berangkat dari rumah. Di jalan ternyata macet. Dengan ngebut selap-selip naik kuda besi, akhirnya tiba juga jam 08.30. Nyatanya, acara molor sampe jam 10.30. Aduh, capek sekali. Lebih capek lagi, ketika ngantri ambil surat pengangkatan dan kartu advokat. 

Jumat, 18 Mei 2007

Pagi Yang Tegang di Gedung MPR/DPR, 18 Mei 1998


Pagi 18 Mei 1998 menjadi salah satu momen yang tak terlupakan bagi ribuan mahasiswa yang berkumpul di depan gedung MPR/DPR, Jakarta. Di tengah krisis politik dan ekonomi yang melanda Indonesia, ribuan mahasiswa turun ke jalan dengan satu tuntutan yang menggema: “Turunkan Soeharto, Tolak Hasil Pemilu 1997, dan Gelar Sidang Istimewa.” Di antara mereka, saya berdiri, seorang mahasiswa semester II yang masih lugu, menyaksikan sejarah di depan mata. Aksi mahasiswa pada hari itu, yang diselenggarakan oleh Forum Komunitas Mahasiswa se-Jabotabek (FKMsJ), menjadi yang terbesar sejak Tragedi Trisakti dan kerusuhan besar yang melanda Jakarta pada 13-14 Mei.

Minggu, 25 Februari 2007

Perjalanan Seorang Demonstran Menjadi Advokat

Kita tentu tak asing dengan kata “advokat,” bukan? Istilah yang dulunya lebih dikenal dengan sebutan “pengacara” ini kini telah disempurnakan oleh Undang-Undang No. 18 tahun 2003. Undang-undang ini mengangkat “advokat” sebagai istilah resmi, membawa serta makna dan tanggung jawab yang mendalam.

Izinkan saya berbagi cerita tentang perjalanan saya di dunia advokat, sebuah perjalanan yang saya mulai sejak April 2004. Bagi seorang mantan demonstran seperti saya, yang pernah menggeluti idealisme keadilan di ranah politik, ekonomi, hukum, dan sosial semasa kuliah, menapaki jalan sebagai advokat adalah pilihan hidup yang penuh tantangan. Mengapa? Karena dunia advokat menawarkan dua sisi yang saling bertentangan: meneguhkan idealisme atau hanya sekadar mengejar keuntungan. Apakah saya mampu menolak godaan yang mungkin datang? Saya berharap proses penggemblengan oleh para senior dapat membentuk saya menjadi pribadi yang matang, berpengalaman, serta memiliki integritas tinggi dalam menghadapi hari-hari di dunia ini. Amin.

Jumat, 10 November 2006

Ulang Tahun PBHI ke-10: Merayakan Perjalanan dengan Doa

 Suasana Pagi di PBHI

Sejak pagi, kantor Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) sudah dipenuhi dengan energi dari orang-orang yang sibuk menjalankan tugas masing-masing. Suara-suara tawa dan perintah bercampur dengan denting logam dan gesekan kayu, saat lebih dari 15 orang sibuk memindahkan meja, mengangkat kursi, memasang balon dan hiasan, menyiapkan makanan, serta mendirikan tenda. Kesibukan ini berlangsung dalam harmoni, di bawah arahan tegas namun lembut dari sang dirigen hari itu, Diah Hastuti. Orang-orang di PBHI lebih mengenalnya dengan panggilan Mbak Diah, sosok sekretaris yang tak kenal lelah.

Hari itu adalah Minggu, 5 November 2006. Kesibukan yang tak biasa di kantor PBHI rupanya untuk menyiapkan perayaan sederhana, peringatan ulang tahun ke-10 PBHI. Semua berjalan sesuai rencana di bawah kepemimpinan Mbak Diah, yang ditunjuk sebagai penanggung jawab pelaksanaan. Rencananya, sekitar pukul 15.00, perayaan akan dimulai. Namun, tidak seperti perayaan mewah di Goethe Institut pada tahun sebelumnya, kali ini suasana yang lebih sederhana sengaja dipilih.