Kamis, 24 September 2015

Selamat Jalan Maha Mentor Para Pembela

“Kemerdekaan bukanlah soal orang-orang yang iseng dan pembosan…”
“Kemerdekaan adalah keberanian untuk berjuang…”
“Dalam derapnya, dalam desasnya, dalam raungnya…” 
“Kita adalah manusia merdeka…”
“Dalam MATI-nya kita semua adalah manusia terbebas…”
(Gie)

Seorang teman senior pernah meriwayatkan suatu kisah tentang aksi di dalam ruang sidang yang dilakukan oleh seorang pembela sepuh namun masih gagah, berani dan lantang bersuara. Entah benar atau tidak kisahnya, namun kisah tersebut membuat kita belajar tentang banyak hal.

Alkisah terjadi perdebatan sengit di suatu pengadilan negeri yang sedang menggelar sidang perkara pidana. Sang jaksa penuntut umum meminta agar hakim memerintahkan agar seorang Pembela dikeluarkan dari ruang sidang karena dianggap bukan sebagai advokat yang sah, dengan alasan sang pembela tersebut turut mendirikan dan menjadi pengurus dari suatu organisasi advokat yang tidak sesuai dengan Undang-undang Advokat. 

Senin, 07 September 2015

Menulis Tesis (Mestinya) Mudah dan Menyenangkan

Di akhir Agustus 2015 lalu, genap sudah 10 semester status saya sebagai mahasiswa pascasarjana magister hukum berakhir, setelah 'kitab' hasil buah karya penelitian (yang insyaallah) ilmiah, akhirnya diterima oleh 'para pengadil'. :)

Tentu saja senang, karena upaya untuk mengakhiri status tersebut melewati suatu perjuangan yang tak mudah. Penuh dengan banyak tantangan dan kendala. Suka dan duka juga dilewati. Kadang mesti diiringi rasa stres, kecewa, marah dan hilang harapan.

Minggu, 06 September 2015

Mencari Panggung Politik

Peristiwa FZ dan SN (pimpinan parlemen) dalam kampanye presiden di luar negeri sulit untuk dibaca secara polos dan lurus-lurus saja. Wajar banyak orang bertanya mengenai motif atas peristiwa itu.

Hal sama mengingatkan pada kisah seorang pembela tukang sate, ketika ia heran dan bertanya, mengapa stafnya FZ begitu ngotot meneleponnya agar mau bersama-sama dengan FZ untuk menjemput 'tukang sate' pulang pada hari Senin tanggal 3 Nop 2014. Padahal Sabtunya RI 1 sudah menjamin tukang sate bakal "dipulangkan".... ;) 

Kala Pembela Mendebat Nalar Jurist

Bagi seorang pembela, berdebat dengan Jurist kadang perlu kesabaran. Kadang juga harus bersikap tegas menjaga marwah profesi pembela. 


Dalam beberapa kasus, kadang cara logika Jurist mengadili suatu perkara tak dapat diterima oleh nalar hukum. Misal dalam perkara pidana, seorang Jurist bertanya kepada saksi fakta: "Saudara saksi, apakah menurut pendapat saksi telah terjadi pelanggaran hukum dlm kegiatan pengadaan...?" 

Si pembela sontak keberatan: "interupsi yang mulia... tolong ini saksi fakta bukan saksi ahli... mohon jangan ditanyakan pendapat saksi..." 

Sabtu, 05 September 2015

Ketika Tergugat Kehilangan Hak Ajukan Jawaban Gugatan

Selama menekuni dunia pembela, aksi 'walk out' dari ruang sidang biasanya sering dilakukan oleh seorang pembela ketika ia membela kasus-kasus publik.

Beberapa waktu lalu, seorang pembela terpaksa harus melakukan aksi tersebut sebagai bentuk protes atas sikap Jurist mengadili dalam perkara perdata.

Protes si pembela disebabkan karena perdebatan mengenai persoalan kapan dan dalam kondisi apa seorang yang menjadi "Tergugat" kehilangan haknya utk mengajukan Jawaban Gugatan dan Gugatan Balasan (Rekonvensi).

Jumat, 24 Juli 2015

Belajar Memahami Sejarah Konflik Umat Islam dari Film Mukhtar Tsaqafi


SETIAP MUSLIM pasti mengetahui sekilas tentang sejarah perang di padang karbala yang mengakibatkan terbunuhnya cucu baginda Rasulullah SAW, sayyidina Husain ra. Namun tidak banyak muslim di kalangan sunni yang mengenal nama 'Muchtar Tsaqafi', sebagai tokoh yang hadir dalam sejarah islam paska peristiwa karbala.

Bagi jamaah syi'i, tentu nama tokoh Mukhtar Tsaqafi adalah tidak asing. Namun bagi saya, nama 'Muchtar Tsaqofi' adalah nama asing yang tak pernah saya dengar dalam sependek pengetahuan saya tentang sejarah islam. Saya tak punya referensi sedikitpun mengetahui dan mengenal sosok tokoh ini sebagai salah satu tokoh yang menggoreskan tinta sejarah di dalam sejarah perkembangan awal islam di timur tengah.

Selasa, 16 Juni 2015

Lima Tahun Menjadi Ayah


Mengikuti kasus Angeline yang belakangan ini  ramai, sungguh telah mengaduk-aduk emosi publik. Khususnya bagi mereka yang menjadi Ayah bagi anak perempuan yang sedang imut dan lucu-lucunya. Itulah saya. Saya mungkin satu  dari banyak pria yang menjadi ‘korban pilu’ atas pemberitaan kasus Angeline. Photo dan video Angeline semasa hidup yang tersebar di sosial media, bak petir yang memberi peringatan kepada saya sebagai seorang ayah untuk selalu waspada dan menjaga keselamatan putrinya. Yah… Angeline adalah kita.

Bagi mereka yang memiliki anak yang masih lucu, imut dan seusia dengan Angeline, barangkali bisa menjadikan kasus ini sebagai ‘vitamin’ tambahan untuk menguatkan motivasi diri agar diberikan kemampuan dan berjuang menjadi orang tua yang bertanggungjawab untuk membesarkan anak-anaknya hingga mereka dewasa, dengan tetap memperhatikan dan menyesuaikan pada kebutuhan proses tumbuh kembangnya anak.

Senin, 30 Maret 2015

Kericuhan Munas II Peradi


Saya termasuk orang yang prihatin dengan situasi Munas II PERADI di Makassar, yang akhirnya ditunda pada 27 Maret 2015. Berdasarkan berita-berita yang saya dapat di berita online, di antaranya di situs berita Detik dan Kompas tersiar kabar berita mengenai peristiwa-peristiwa seperti berikut: 
  1. Munas PERADI II yang seyogyanya diselenggarakan pada tanggal 26-28 Maret 2015, ditunda pelaksanaannya oleh Ketua Umum DPN PERADI, Otto Hasibuan (OH). Hal itu didasarkan pengumuman yang disampaikan oleh HB di ruang sidang arena Munas II PERADI di Hotel Carliston, Makassar. 

Minggu, 29 Maret 2015

Sebaik-baik Manusia

Alhamdulillah, segala puji bagi Tuhan seru sekalian alam, yang telah memberikan kita banyak nikmat yang sudah sepatutnya kita syukuri. Nikmat sehat, nikmat hidup, nikmat beragama, nikmat bersahabat, nikmat keluarga (anak & isteri), nikmat berbangsa dan bertanah-air yang satu, Indonesia, serta nikmat-nikmat lainnya yang tak terhitung jumlahnya.

Hal lain yang tak terlupakan adalah nikmat menulis dan bersilaturahmi melalui sebuah blog.

Ya, menulis di blog menurut saya erat kaitannya dengan silaturahmi. Karena itulah dampak yang nyata bagi seorang blogger. Dengan menulis, kita akan berbagi pengalaman, informasi dan gagasan dengan orang lain, apalagi jika hal itu dapat memberikan manfaat nyata yang positif bagi banyak orang. Sehingga akhirnya terjalin suatu hubungan silaturahmi, antara penulis dengan pembacanya, dan atau penulis dengan sesama penulis.