Di penghujung Agustus 2015, tanpa sorak sorai, genap sudah satu dekade semester masa studi pascasarjana saya lalui. Menelurkan ‘kitab’ bernama 'tesis' hasil penelitian yang akhirnya ‘dihalalkan’ oleh para penguji. Sungguh, rasa syukur tak terperi, tapi bukan tanpa jejak tempaan: perjalanan panjang, stres, marah, bahkan getir kecewa, bak embun dingin yang selalu membuntuti langkah.
Setiap hari rasanya seperti dikejar bayangan tugas, tenggat, dan harapan-harapan yang kerap terlalu tinggi. Sesederhana impian untuk segera menggantung toga magister dan melihat orang-orang terdekat tersenyum bangga. Namun, realitas dunia kerja, dan situasi kampus yang kadang ‘tak bersahabat’, memperpanjang jalan cerita hingga lima semester lebih dari waktu ideal.