Kami memanggilnya, “Kak Lam,” sosoknya kini telah terbujur kaku, namun meninggalkan jejak keberanian yang tak akan terlupakan.
Lamria bukan pengacara biasa. Ia adalah sosok yang, bagi saya, merepresentasikan keberanian sejati dalam membela keadilan. Pada tahun 2004, saat situasi di Aceh memanas dan konflik bersenjata yang berdampak pada tragedi kemanusiaan, Lamria menunjukkan nyali yang luar biasa. Ia dan dua rekannya, pengacara anggota PBHI, memutuskan melakukan perjalanan jauh dari Jakarta ke Aceh Selatan untuk sebuah misi mulia: membela Bestari Raden, seorang aktivis lingkungan yang dituduh melakukan makar.