Senin, 25 November 2024

Mimpi Bertemu Almarhum Ayah

Minggu malam (24/11/2024), saya terbangun dari mimpi dengan rasa haru yang sukar dijelaskan. Dalam tidur, seolah waktu berputar mundur, membawa saya kembali ke masa-masa SMU. Saya masih ingat jelas suasana mimpi itu: saya sedang mengganggu adik bungsu saya hingga tangisnya pecah. Kekacauan kecil akibat tangisnya itu membuat Ayah naik pitam.

Ayah, dengan langkah tegas dan sorot mata yang tak pernah meleset dari ketegasan seorang ayah, mengusir saya keluar. Tidak ada teriakan atau amarah yang meledak-ledak. Hanya sebilah kain yang digenggamnya, diayunkan pelan ke tubuh saya, seolah cukup untuk menyampaikan pesan: Pergilah. Dan saya pergi.

Senin, 18 November 2024

Selamat Jalan Pengacara Bernyali di Tengah Konflik

Minggu malam (17/11/2024), suasana di Rumah Duka RSPAD terasa haru biru menyertai wajah-wajah sendu yang berkumpul. Saya bersama rekan-rekan PBHI lainnya berada di sana, di tengah kerumunan yang datang melayat, memberi penghormatan terakhir kepada seorang pengacara perempuan senior anggota PBHI (Perhimpunan Bantuan Hukum dan HAM Indonesia), yang telah banyak menorehkan jejak dalam dunia advokasi, Lamria Siagian. 

Kami memanggilnya, “Kak Lam,” sosoknya kini telah terbujur kaku, namun meninggalkan jejak keberanian yang tak akan terlupakan.

Lamria bukan pengacara biasa. Ia adalah sosok yang, bagi saya, merepresentasikan keberanian sejati dalam membela keadilan. Pada tahun 2004, saat situasi di Aceh memanas dan konflik bersenjata yang berdampak pada tragedi kemanusiaan, Lamria menunjukkan nyali yang luar biasa. Ia dan dua rekannya, pengacara anggota PBHI, memutuskan melakukan perjalanan jauh dari Jakarta ke Aceh Selatan untuk sebuah misi mulia: membela Bestari Raden, seorang aktivis lingkungan yang dituduh melakukan makar.

Senin, 11 November 2024

Ketika Netralitas Presiden Dalam Pilkada Jawa Tengah Dipertanyakan

Saya memasuki ruang kelas dengan perasaan antusias. Hari ini, saya sudah menyiapkan diskusi yang cukup menarik untuk mahasiswa. Seperti biasa, saya melihat wajah-wajah yang penuh harap dan sedikit rasa penasaran. Sebagian besar dari mereka mungkin sudah mendengar berita mengenai dukungan Presiden Prabowo Subianto kepada pasangan Ahmad Luthfi dan Taj Yasin dalam Pilkada Jawa Tengah. Itulah yang akan menjadi topik diskusi hari ini.

“Baik, sebelum kita mulai materi, saya ingin tahu pendapat kalian,” kata saya sambil meletakkan buku catatan di meja. “Menurut kalian, wajar tidak, seorang presiden memberikan dukungan terbuka kepada salah satu pasangan calon dalam Pilkada?”

Kamis, 07 November 2024

Peran Sang Advokat Mediator: Mendamaikan Harga dan Hati

(Cerpen Fiksi Berdasarkan Kisah Nyata)

Ahmad adalah seorang advokat yang baru saja menyelesaikan pelatihan mediator. Dalam pelatihan itu, ia menyadari bahwa seorang advokat tidak hanya bertugas memenangkan kasus, tapi juga memiliki peran penting dalam menciptakan perdamaian, terutama dalam kasus sengketa perdata dan keluarga. Ahmad kini lebih percaya pada pendekatan damai, sesuatu yang segera akan ia uji dalam kasus klien barunya.

Suatu hari, Budi, seorang pengusaha, datang menemui Ahmad. Dengan wajah penuh beban, Budi mulai menceritakan masalahnya tentang sebidang tanah harta bersama hasil dari perkawinan dengan mantan istrinya, Siti.

Masihkah "Yang Mulia" Bisa Terhormat di Luar Ruang Sidang? (Cerpen Fiksi)

Di sebuah restoran mewah di tengah kota, suasana sibuk namun tenang. Cahaya remang dari lampu gantung berkilauan lembut di atas meja, menciptakan bayang-bayang yang bergerak perlahan di dinding. Bara, seorang hakim, duduk di salah satu meja bersama beberapa koleganya. Mereka berbincang ringan sambil tertawa sesekali, menikmati malam dengan santai setelah hari panjang di pengadilan.

Jumat, 01 November 2024

Mengungkap Kisah di Balik Miranda Rule: Sebuah Review Film Miranda’s Victim (2023)


Sebagian besar mahasiswa hukum atau bahkan orang awam di Indonesia mungkin pernah mendengar istilah Miranda Rule atau Miranda Rights, hak yang diberikan kepada tersangka di Amerika ketika ditangkap oleh pihak berwenang. Namun, tak banyak yang tahu cerita penuh emosi dan kontroversi yang melatari lahirnya hak tersebut. 

Miranda’s Victim (2023), film garapan Michelle Danner, mengajak kita menyelami kisah nyata Patricia "Trish" Weir yang menjadi korban kekerasan seksual dan, lebih dari itu, korban sistem hukum yang awalnya abai terhadap hak-hak korban demi melindungi hak-hak tersangka. Dengan latar 1960-an yang sarat akan perubahan sosial dan hukum, film ini mendalami konflik hukum yang melebar hingga sidang Mahkamah Agung Amerika Serikat, yang akhirnya melahirkan aturan Miranda Rights

Mari kita tengok bagaimana film ini menghadirkan drama emosi dan perdebatan hukum yang pelik.