"Tradisi Pembacaan Yasin Dan Tahlil Mingguan Pada Kelompok Pengajian Di Desa Sumbersoko Sukolilo Pati Tahun 2021/2022"
Skripsi ini menjawab sebagian rasa ingin tahu saya tentang profil desa ini. Cukup banyak data yang disajikan penulis skripsi tentang Desa Sumbersoko, termasuk nama-nama aparatur desa, jumlah rumah ibadah, jumlah warga, latar pendidikan, dan mata pencaharian.
Kasus aksi massa main hakim sendiri di Sumbersoko yang menimbulkan korban jiwa membuat kita semua geram terhadap perilaku aksi anarkis massa yang sangat biadab. Banyak warganet memberikan catatan evaluasi bahwa peristiwa aksi massa tersebut semestinya dapat dihindari. Mengingat sangat berisiko mengambil atau membawa mobil rental yang terparkir di rumah orang, meski yang mengambil adalah pemiliknya sendiri.
Menurut sebagian lain warganet, seharusnya proses pengambilan melibatkan aparat penegak hukum dan berkoordinasi dengan perangkat desa. Sebagian lain menilai cara tersebut tidak efisien karena mobil keburu pindah lokasi, sehingga cara yang tepat adalah tetap harus ambil paksa.
Kasus aksi massa main hakim sendiri di Desa Sumbersoko mengingatkan saya pada salah satu kawan demonstran 98 di Bali yang sudah 10 tahun terakhir menggeluti bisnis rental mobil di Bali.
Sewaktu bolak-balik Jakarta-Bali-Lombok pada 2021 menangani kasus sengketa tamah di PTUN Mataram, saya berjumpa dengan dia dan menggunakan jasanya.
Ada obrolan yang menarik dengan dia tentang bagaimana dia merintis usaha jasa rental dan sekaligus mengkonsolidasi ikatan solidaritas di antara pengusaha rental mobil se-Bali.
Saya bertanya, kenapa pengusaha rental mobil perlu konsolidasi dan membangun ikatan solidaritas? Memang apa urgensinya? Dia menjawab secara panjang lebar tentang hal-hal yang melatarbelakangi urgensi pembentukan paguyuban pengusaha rental mobil. Antara lain karena adanya potensi risiko mobil rental dibawa kabur dan digelapkan oleh konsumen yang memiliki niat jahat.
Menghadapi risiko tersebut tentu saja membutuhkan usaha yang besar serta membutuhkan biaya dan kerja berjaringan. Agar upaya advokasi kasus-kasus penggelapan mobil rental dapat diselesaikan dengan sistematis, terkoordinasi, berjaringan, dan selalu belajar mengevaluasi dari banyak pengalaman.
Di Bali, menurut dia, telah terbentuk paguyuban pengusaha rental mobil, dan dia termasuk salah satu tim advokasi yang terdepan dalam menangani kasus-kasus penggelapan mobil rental. Latar belakangnya sebagai sarjana hukum membantu dia memahami cukup baik dinamika penerapan hukum kasus penggelapan mobil di lapangan.
Dia banyak menceritakan lika-liku mencari mobil yang digelapkan konsumen. Ada yang prosesnya mudah dan ada juga yang prosesnya sulit dan rumit. Salah satu yang rumit adalah kasus mobil yang digelapkan sudah berganti nomor plat palsu dengan BPKB palsu dan dikuasai oleh oknum aparatur.
Meskipun lokasi mobil sudah ditemukan dan terdeteksi, tidak mudah kendaraan bisa diambil alih dalam kasus seperti itu. Meskipun langkah-langkah persuasif sudah dilakukan, tetap saja tidak berhasil. Namun, pada akhirnya, kasus tersebut bisa terselesaikan dengan baik, meskipun harus melewati proses yang melelahkan.
Pengalaman teman saya dalam advokasi kasus penggelapan mobil rental di Bali menunjukkan bahwa masih ada jalan lain menuju Roma yang bisa ditempuh para pengusaha rental dalam menghadapi risiko menjadi korban penggelapan mobil, sehingga peristiwa seperti di Sumbersoko dapat dihindari.
Jalan lain yang dimaksud bukan hanya sekadar mempercanggih teknologi deteksi GPS di mobil rental, tapi juga membangun konsolidasi solidaritas jaringan di antara para pengusaha rental untuk melahirkan kerja-kerja advokasi yang sistematis dan terorganisir.
Membangun solidaritas di antara pengusaha rental tentu bukan hal yang mudah, tetapi juga bukan hal yang sulit untuk dikerjakan. Membentuk dan membangun organisasi paguyuban yang solid tentu tidak bisa dilakukan dalam waktu yang singkat untuk menjadi sempurna. Semua membutuhkan proses, tahapan, dan semangat yang sama untuk berkembang menjadi kuat dan solid.
Hal yang sama pernah saya lakukan saat mendampingi para tukang gigi yang berasal dari daerah Jember yang tersebar di seluruh Indonesia untuk memiliki organisasi yang solid di tingkat nasional. Maksud dan tujuannya adalah untuk melakukan advokasi berbagai macam masalah yang dihadapi oleh para tukang gigi.
Peristiwa tragis di Desa Sumbersoko menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya konsolidasi dan solidaritas di antara para pengusaha rental mobil. Pengalaman dari Bali menunjukkan bahwa membangun jaringan kerja dan advokasi yang kuat bisa menjadi kunci dalam mengatasi masalah penggelapan mobil. Langkah-langkah ini memerlukan waktu, usaha, dan kerja sama yang erat, tetapi hasilnya dapat mencegah tragedi serupa di Sumbersoko terjadi di masa depan.
Dengan belajar dari pengalaman dan bekerja sama, para pengusaha rental mobil dapat menciptakan lingkungan bisnis yang lebih aman dan terorganisir, sekaligus melindungi diri dari risiko yang merugikan. Solidaritas dan komitmen bersama menjadi fondasi penting dalam menghadapi tantangan yang ada, demi keamanan dan kelangsungan usaha mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar