Senin, 17 Desember 2007

Menghirup Kenangan di Pantai Seminyak-Kuta

Delapan tahun terlewati sejak terakhir kali saya menginjakkan kaki di Bali, tanah penuh pesona yang selalu terpatri di benak sebagai simbol keindahan wisata Indonesia. Saat itu, pada tanggal 16 Maret 2000, saya menyusuri pulau ini melalui jalur darat. Setiap jengkal perjalanan, dari Gilimanuk hingga Denpasar, seperti sebuah pengantar yang perlahan-lahan membuka tabir misteri keindahan Bali, aroma tanah dan suara lautan yang bergema di antara bayangan pegunungan dan pantai.

Namun, kali ini perjalanan saya sedikit berbeda. Datang dengan pesawat pada malam hari, suasana hangat di terminal pagi Bali yang dulu saya kenang, kini digantikan oleh gemerlap lampu bandara di malam gelap. Kesan yang ada tidak sekuat dulu, tidak begitu dalam. Hingga akhirnya pagi datang, dan saya terbangun dengan pemandangan pasir putih dan suara ombak yang tenang menghampiri Pantai Seminyak-Kuta.

Kamis, 29 November 2007

Kliping Berita: Terkait Peradilan terhadap Bersihar Lubis

Sabtu, 24-11-2007

*hisar hasibuan/rel

MedanBisnis – Medan

Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) Nasional menyesalkan aparat penegak hukum yang menggunakan pasal Haatzai Artikelen tentang penghinaan terhadap penguasa, untuk mengadili jurnalis sekaligus kolumnis senior, Bersihar Lubis.

Demikian siaran pers yang diterima MedanBisnis, Jumat (23/11). Dalam siaran pers yang ditandatangani Ketua Badan Pengurus Syamsuddin Radjab dan Advokat Publik Irfan Fahmi disebutkan, Bersihar saat ini sedang menghadapi vonis di Pengadilan Negeri (PN) Depok dengan nomor perkara Reg. Per No PDM-20/Depok/08/2007, karena telah membuat tulisan yang dianggap menghina Kejaksaan Agung.

Jumat, 10 Agustus 2007

Selamat Datang Advokat Muda...!

DSC01696 - 07082007Pada 7 Agustus 2007, sekitar 770-an orang calon advokat dilantik oleh PERADI (Perhimpunan Advokat Indonesia) dan mengucapkan sumpah advokat dihadapan Ketua Pengadilan Tinggi Jakarta. Kegiatannya dilaksanakan di gedung Aula Serba Guna Senayan. Di antara calon advokat yang dilantik itu, adalah termasuk saya di dalamnya. 

Berdasarkan undangan, acara pelantikan dimulai sekitar jam 9 pagi. Jam 7 pagi saya berangkat dari rumah. Di jalan ternyata macet. Dengan ngebut selap-selip naik kuda besi, akhirnya tiba juga jam 08.30. Nyatanya, acara molor sampe jam 10.30. Aduh, capek sekali. Lebih capek lagi, ketika ngantri ambil surat pengangkatan dan kartu advokat. 

Jumat, 18 Mei 2007

Pagi Yang Tegang di Gedung MPR/DPR, 18 Mei 1998


Pagi 18 Mei 1998 menjadi salah satu momen yang tak terlupakan bagi ribuan mahasiswa yang berkumpul di depan gedung MPR/DPR, Jakarta. Di tengah krisis politik dan ekonomi yang melanda Indonesia, ribuan mahasiswa turun ke jalan dengan satu tuntutan yang menggema: “Turunkan Soeharto, Tolak Hasil Pemilu 1997, dan Gelar Sidang Istimewa.” Di antara mereka, saya berdiri, seorang mahasiswa semester II yang masih lugu, menyaksikan sejarah di depan mata. Aksi mahasiswa pada hari itu, yang diselenggarakan oleh Forum Komunitas Mahasiswa se-Jabotabek (FKMsJ), menjadi yang terbesar sejak Tragedi Trisakti dan kerusuhan besar yang melanda Jakarta pada 13-14 Mei.

Minggu, 25 Februari 2007

Perjalanan Seorang Demonstran Menjadi Advokat

Kita tentu tak asing dengan kata “advokat,” bukan? Istilah yang dulunya lebih dikenal dengan sebutan “pengacara” ini kini telah disempurnakan oleh Undang-Undang No. 18 tahun 2003. Undang-undang ini mengangkat “advokat” sebagai istilah resmi, membawa serta makna dan tanggung jawab yang mendalam.

Izinkan saya berbagi cerita tentang perjalanan saya di dunia advokat, sebuah perjalanan yang saya mulai sejak April 2004. Bagi seorang mantan demonstran seperti saya, yang pernah menggeluti idealisme keadilan di ranah politik, ekonomi, hukum, dan sosial semasa kuliah, menapaki jalan sebagai advokat adalah pilihan hidup yang penuh tantangan. Mengapa? Karena dunia advokat menawarkan dua sisi yang saling bertentangan: meneguhkan idealisme atau hanya sekadar mengejar keuntungan. Apakah saya mampu menolak godaan yang mungkin datang? Saya berharap proses penggemblengan oleh para senior dapat membentuk saya menjadi pribadi yang matang, berpengalaman, serta memiliki integritas tinggi dalam menghadapi hari-hari di dunia ini. Amin.