Sabtu, 03 Juli 2021

Catatan dari Tepi Laut Lombok Timur

Tepian laut di pulau seribu masjid ini menyimpan sebuah keindahan yang sering kali terlewatkan, seolah bertetangga dengan pulau Dewata yang lebih gemerlap dan terkenal. Sementara Bali sudah lama bersinar di kancah pariwisata dunia, Lombok, dengan hamparan pasir putihnya yang memikat dan air laut sebening kristal, masih menanti saatnya untuk diakui setara. Alam seakan telah merajut mahakarya di sini, menghadirkan panorama yang tak kalah eksotis dibandingkan pulau di sebelahnya, namun takdir seolah menahan Lombok di balik tirai keremangan, belum sepenuhnya mengizinkannya bersinar.

Rabu, 26 Mei 2021

Belajar Menyusun Gugatan TUN Batalkan SHM

Selamat Berlibur, Sobat Semua!

Untuk yang merayakan Hari Waisak, selamat menjalankan ibadah dengan khidmat. Di pagi hari libur yang tenang ini, layar laptop saya masih dihiasi dengan sebuah draft yang belum tuntas. Semoga hari ini bisa menjadi hari yang produktif dan seluruh pekerjaan bisa diselesaikan dengan baik.


Draft ini adalah usaha pertama saya dalam menyusun argumen untuk kasus pembatalan sertifikat tanah di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). Melawan mafia tanah tidak cukup hanya dengan mengutuk atau marah-marah, tetapi perlu strategi yang cerdas. Ini berarti harus memutar otak, melakukan riset mendalam, dan membaca banyak putusan pengadilan. Tujuannya adalah agar isi draft ini bisa memberikan argumen yang kuat dan mampu mengalahkan lawan dengan telak.

Sabtu, 22 Mei 2021

Sepenting Apa Fenomena Gerakan Mahasiswa 98 Forkot Ditulis Dalam Skripsi?


21 Mei 1998, hari ini sudah berusia 23 tahun. Tanggal yang penting bagi sejarah gerakan mahasiswa 98 yang monumental telah membuat rezim orde baru tumbang.

Sepenting apa fenomena gerakan mahasiswa 98 untuk dikenang, direkam, dipotret ke dalam sebuah catatan sejarah?

sumber: https://news.detik.com/x/detail/intermeso/
20170519/Dulu-Mereka-Mengamankan-Garis-Belakang/

Sudah tentu penting bagi pemerhati dan pengamat sejarah. 

Tetapi bagaimana bagi pelaku sejarah?

Sepertinya sebagian merasa gak penting, yang penting adalah aksi-aksi untuk mengubah sejarah, dan bukan menulis sejarah yang telah lampau. Gerakan perubahan adalah gerakan massa mengubah kondisi yang tak layak, bukan gerakan romantisme dan nostalgia. Kira2 begitu dalilnya... 😄

Senin, 01 Maret 2021

Selamat Jalan Bang Imam

Hari ini, tepat empat puluh hari sejak kepergian Bang Imam, sosok pengacara tangguh di Banda Aceh, yang bukan hanya menjadi mentor magang saya, tetapi juga membimbing langkah pertama saya di dunia para pembela.

Kala itu, April 2004, hanya sebulan sejak saya mulai magang di PBHI, sebuah panggilan tugas membawa saya ke Banda Aceh. Saat itu, Bang Imam tengah sibuk mengadvokasi korban konflik di bawah ancaman senjata yang siap menyalak kapan saja. Seminggu sebelum status Aceh berganti dari "Darurat Militer" ke "Darurat Sipil," saya tiba, dan Bang Imam menjemput saya di bandara. Perjalanan dari bandara menjadi kelas pertama saya tentang Aceh, tentang bagaimana memahami dan menyikapi situasi yang mencekam itu.